Pernikahan Islami

Jangan mencari kesempurnaan
Mungkin sudah menjadi sifat dasar manusia yang selalu menginginkan kesempurnaan dalam hidupnya dalam hal apapun. Tidak terkecuali dalam urusan jodoh. Padahal kita semua tahu bahwa  kesempurnaan  hanyalah milik Allah semata. Tidak ada sesuatu yang sempurna di dunia ini. Bahkan ketika kita mencoba mencari sampai akhir pun, kesempurnaan itu tidak akan pernah kita temukan. 
Suatu hari,
Khalil Gibran bertanya kepada gurunya.. :
"Bagaimana caranya agar kita mendapatkan sesuatu yang paling sempurna didalam hidup..?"

Sang Guru :
"Berjalanlah  lurus ditaman bunga, lalu petiklah bunga yang paling indah..menurutmu dan jangan pernah kembali kebelakang..!!

Setelah berjalan dan sampai diujung taman, Khalil Gibran kembali dengan tangan hampa, lalu..
Sang Guru bertanya :

"Mengapa kamu tidak mendapatkan bunga satu pun...??!"

Gibran :
"Sebenarnya tadi aku sudah menemukannya, tapi aku tidak memetiknya, karena aku pikir mungkin yang didepan pasti ada yang lebih indah.
Namun ketika aku sudah sampai diujung, aku baru sadar bahwa yang aku lihat tadi adalah yang TERINDAH, dan aku pun tak bisa kembali kebelakang lagi..!"

Sambil tersenyum, Sang Guru berkata :

"Ya,, itulah hidup.. semakin kita mencari kesempurnaan, semakin pula kita tak akan pernah mendapatkannya.
Karena sejatinya kesempurnaan yang hakiki tidak pernah ada, yang ada hanyalah keikhlasan hati kita utk menerima kekurangan.."

• Bila tak kuasa memberi, jangan mengambil.
• Bila mengasihi terlalu sulit, jangan membenci.
• Bila tak mampu menghibur orang, jangan membuatnya sedih.
• Bila tak mungkin meringankan beban orang lain, jangan mempersulit/ memberatkannya.
• Bila tak sanggup memuji, jangan menghujat.
• Bila tak bisa menghargai, jangan menghina.

"JANGAN MENCARI KESEMPURNAAN.., akan tetapi sempurnakanlah apa yg telah ada pada kita"...
Rahasia kekuatan mencium kening dan mencium tangan bagi pasangan suami istri
Mengapa seorang suami mesti mencium kening istri & istri mesti mencium tangan suaminya?
Bahwa semangat & ketenangan lelaki itu terletak pada kening istrinya.
Lalu sumber ketenangan & kekuatan perempuan itu ada di punggung tangan suaminya.
Mengecup kening istri atau mencium tangan suami, hakikatnya sebuah simbol dari satu hal paling mahal dlm hubungan suami isteri.

“Apa itu?”
“Saling percaya”.
Jangan menilai bahwa yang mendorong suami mengecup kening istrinya itu karena birahi.
Tetapi seorang suami mengecup kening istri adalah cara dirinya untuk mendapatkan ketenangan.

Dan perempuan mencium tangan lelaki bukan semata tentang siapa yg lebih tinggi derajatnya, tetapi itu adalah tanda bahwa keikhlasan yang menuntunnya. Karena perempuan juga tahu, di tangan suaminya ada ridha Tuhannya.

Mengapa mesti kening atau tangan?
Kening perempuan adalah sumber ketenangan & semangat bagi suami, krn kening adalah saksi dari ketaatan pada Tuhan.
Keninglah, perantaraan tunduk makhluk pada Penciptanya.
Keninglah bagian tubuh pertama yang mengaku, bahwa Tuhan adalah
Maha Tinggi, sementara diri adalah rendah.
Keninglah yang bersujud.
Kening berada paling bawah, sebagai simbol bahwa tiada yang lebih tinggi daripada Tuhan.

Padahal kening adalah bagian tubuh kita yang paling tinggi.
Maka pada kening perempuanlah Tuhan hembuskan sumber ketenangan.
Maka tak heran jika suami bisa merasakan ketenangan setelah mengecup kening istrinya.

Lalu, apakah sama kondisinya dengan tangan suami yang dicium istri?
Perempuan mencium tangan suami bukan semata menempelkan bibirnya.
Ada doa yang ia panjatkan di tangan suami, semata meletakkan doa disana, karena dengan tangan itulah suaminya bekerja untuk orang-orang yang dicintai & disayanginya.

Lewat ciuman di tangan suami, seorang istri sedang memohon pada Tuhannya, agar menjaga tangan suaminya dari hal-hal yang dibenci oleh Allah.
Melalui ciuman yang diletakkan di tangan suami, seorang istri menitipkan doa agar Tuhan menjaga tangan suami untuk menjaga kasih sayangnya & tak mengambil yang bukan haknya...
Romantisme dalam rumah tangga
Dalam sebuah majelis ta'lim, seorang ibu muda bertanya kepada sang ustadz, "Ustadz, bagaimana Islam menjelaskan tentang Romantisme dalam rumah tangga..?"

Sambil tersenyum ustadz itu menjelaskan...

Romantis itu…
Ketika malam tinggal sepertiga, seorang suami terbangun. Ia berwudhu, menunaikan shalat dua rakaat. Lalu membangunkan isterinya. “Sayang… bangun… saatnya shalat.” Maka mereka berdua pun tenggelam dalam khusyu’ tahajjud.

Romantis itu…
Ketika seorang istri mengatakan, “Sebentar lagi adzan, Sayang…” Lalu sang suami melangkah ke masjid, menunaikan tahiyyatul masjid. Tak ketinggalan ia menunaikan dua rakaat shalat fajar, sebelum melaksanakan shalat shubuh berjamaah. Maka ia pun menjadi pemenang; lebih baik dari dunia dan seisinya.

Romantis itu…
Ketika suami berangkat kerja, sang istri menciumnya sambil membisik mesra, “Hati-hati di jalan, baik-baik di tempat kerja ya sayang… kami lebih siap menahan lapar daripada mendapatkan nafkah yg tidak halal”

Romantis itu…
Ketika suami istri terpisah jarak, tetapi keduanya saling mendoakan di waktu dhuha: “Ya Alloh, jagalah cinta kami, jadikanlah pasangan hidup dan buah hati kami penyejuk mata dan penyejuk hati, tetapkanlah hati kami dalam keimanan, teguhkanlah kaki kami di jalan kebenaran dan perjuangan, ringankanlah jiwa kami untuk berkorban, maka mudahkanlah perjuangan dan pengorbanan itu dengan rezeki halal dan berkah darimu.”


Share:

0 komentar