Serba-Serbi Janur Kuning yang Mungkin Belum Diketahui
Dalam keseharian mesyarakat, janur
telah menjadi bagian kehidupan yang tak terpisahkan. Pada banyak daerah di
seluruh pelosok Nusantara, janur juga dikenal sebagai bagian alat kehidupan.
Sangat bisa dimengerti, karena pelepah daun muda berwarna kuning keputihan ini
merupakan tanaman tropis dari pohon kelapa yang tumbuh subur di setiap penjuru
bumi pertiwi. Kebudayaan masyarakat agraris dan maritime masyarakat Indonesia
telah memanfaatkan janur untuk berbagai hal dan fungsi. Mulai dari perangkat
keperluan kuliner, ritual tradisi, keagamaan, hingga sebagai elemen estetika
dekoratif yang menghadirkan kreasi keindahan.
Simbolisasi pemakaian janur kuning
telah tercatat menjak berabad silam , terutama pada suku Jawa, Bali dan Sunda.
Ya… lipatan daun kelapa muda ini lazimnya digunakan sebagai penghias sekaligus
penanda sebuah ritual, perayaan atau perhelatan besar. Memasang janur sebagai
petunjuk bahwa di tempat tersebut ada pesta pernikahan memang telah menjadi
fenomena umum di masyarakat kita. Meski tidak banyak yang tahu apa arti dan
filosofi yang terkandung dalam janur tersebut.
Janur dengan Filosofinya
Kata Janur berasal dari Bahasa Arab
yang artinya cahaya dari surge sedangkan kata kuning diambil dari Bahasa Jawa
yang berarti suci. Janur kuning sendiri merupakan daun muda dari beberapa jenis
tumbuhan palma besar, terutama kelapa, enau, dan rumbia yang biasanya dirangkai
menjadi untaian menjulang keatas menyerupai umbul-umbul. Namun belakangan janur
kuning dikreasikan menjadi aneka bentuk rangkaian yang unik dan menarik.
Menunrut Ineke Turangan yang seorang
dosen dan visioner dalam dunia bunga, ada tiga teknik utama dalam membuat
rangkaian janur, yaitu melipat, mengiris atau memotong dan menganyam. Teknik
khusus ini dapat dipadukan dengan inovasi baru, yaitu mengkombinasikan teknik
tradisional janur pada rangkaian bunga tren masa kini.
Dalam tradisi Jawa, janur yang
dianggap sebagai symbol kebahagiaan ini diolah menjadi beragam bentuk dan
fungsi. Dalam tradisi perkawinan adat Jawa, janur dirangkai menjadi kembar mayang
yang dipajang di pelaminan. Kembar mayang tersebut menyimbolkan penyatuan dua
individu dalam wadah rumah tangga; sementara warna keputihan pada janur
diharapkan menjadi doa agar cinta dan kasih sayang di antara mempelai dapat
selalu muda laksana sebuah janur.
Selain itu tradisi Jawa juga
menyertakan janur yang dibentuk bulat semacam bokor dan umbul-umbul yang
dipasang di pinggir jalan atau gang masuk rumah sebagai penanda atau penunjuk
jalan ke rumah sang empunya hajat mantu.
Ineke Turangan menjelaskan, salah
satu teknik yang dipakai untuk melengkapi bentuk kembar mayang adalah
menggunakan teknik Gembung, yaitu teknik baru yang biasanya memiliki bentuk
lebih besar di bagian bawah, makin ke atas semakin mengecil. Gembung ini
sebagai simbolisasi dan memiliki makna penyembahan terhadap Sang Pencipta.
Sementara di Bali, rangkaian janur
yang disebut penjor ini lebih dominan digunakan sebagai alat dalam upacara adat
penduduk setempat. Penjor biasanya dirangkai dalam berbagai bentuk dan umumnya
berupa umbul-umbul yang diikat pada sebuah bamboo panjang Bali, penjor
merupakan hal yang disakralkan karena perpaduan bunga, dedaunan, buah, jajanan
pasar, dan wewangian seperti kemenyan ataupun dupa ini dijadikan symbol untuk
mengungkapkan rasa syukur atas anugerah yang telah diberikan sang Pencipta.
Bahkan dalam beberapa kesempatan, penjor juga digunakan sebagai saranan
penangkal bala.
Berbeda lagi makna dan fungsi janur
bagi masyarakat Sunda, janur biasanya digunakan sebagai pembungkus makanan. Hal
itu dikarenakan sifat janur yang kuat serta tahan panas. Bahkan, menurut
mereka, tak hanya membuat makanan tahan lama, janur juga menciptakan aroma
tersendiri yang membuat makanan terasa lebih enak.
Sifat Janur
Walau janur memiliki berbagai fungsi
dan makna di setiap daerah, rangkaian daun kelapa muda ini tak luput dari sifat
alaminya yang mudah kering. Tingginya kadar air yang dimiliki janur, dapat
membuatnya cepat mengering dan berubah warna menjadi kecoklatan. Perlu kiat
tersendiri agar keindahan janur bisa bertahan lebih lama. Menurut Ineke
Turangan, janur harus menghindari desain yang banyak menggunakan irisan karena
selain cepat kering setelah diiris, warna janur akan mudah berubah menjadi
kecoklatan.
Dalam merangkai janur kuningpun,
daun-daun yang dipasang harus menggunakan teknik yang baik dan tidak boleh
digunting, karena dipercaya janur dengan rangkaian tersebut, mempelai mampu
menghadapi segala persoalan hidup.
Dalam rangkaian janur kuning pun,
daun-daun yang dipasang harus menggunakan teknik yang baik dan tidak boleh
digunting, karena dipercaya janur dengan rangkaian tersebut, mempelai mampu
menghadapi segala persoalan hidup.
Ya… percaya atau tidak, namun
keyakinan itu sudah lama tumbuh dan hidup di peradaban kita.
Mega purbaya menerima persewaan alat-alat pesta. Mega purbaya dan tim siap
membantu kesuksesan acara anda
Hub: Kantor: (031)99705720 Hp: 085649796006/ wa: 082234007812
Alamat: perum mutiara residence blok D2 no.12, Anggaswangi sukodono sidoarjo
Hub: Kantor: (031)99705720 Hp: 085649796006/ wa: 082234007812
Alamat: perum mutiara residence blok D2 no.12, Anggaswangi sukodono sidoarjo
#megapurbaya #weddingorganizer #weddingidaman #weddingmurah #weddingkeren
#weddingsidoarjo #weddingsurabaya #weddingsidoarjomurah #weddingsurabayamurah
#weddingistimewa #weddingbahagia #weddingku #weddingterindah #dekorasiwedding
#dekorasimurah #dekorasiweddingmurah #dekorasikeren #dekorasilucu
#dekorasiidaman #dekorasipelaminan #dekorasitenda #dekorasitendasidoarjo
#dekorasitendasurabaya #persewaanpesta #persewaantendapesta
#persewaanmegapurbaya #resepsipernikahan #pernikahantradisional
#pernikahanmodern #prewedding #weddingphoto #persewaankursiplastik #coverkursi
#persewaanpanggung #persewaansoundsystem #tendabunga #desaintendapernikahan
#persewaanalatpestasidoarjo
0 komentar